Senin, 28 April 2014

MANUSIA DAN CINTA KASIH





1. Pengertian Cinta Kasih
 






       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti cinta yaitu suka sekali; sayang benar. Cinta juga dapat diartikan suatu perasaan yang positif dan diberikan pada manusia atau benda lainnya yang dapat dialami semua mahluk yang ada di dunia ini.Sebuah kata cinta biasanya digunakan untuk mengungkapkan suatu perasaan yang alami dialami oleh semua orang. Kata cinta juga dapat berarti beda di setiap orang menurut tanggapannya masing-masing. Sebuah kata cinta biasa digunakan untuk mengungkapkan perasaan kepada keluarga, teman-teman (philia), perasaan yang romantis (asmara), pengungkapan perasaan yang hanya berdasarkan kemauan yang biasanya disebabkan oleh hawa nafsu (cinta eros), terhadap sesama (kasih sayang / agape), terhadap diri sendiri (narsisime), terhadapnegara (patriotisme), terhadap bangsa (nasionalisme).

       Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kasih adalah perasaan sayang (cinta, suka kepada). Kasih juga dapat diartikan yaitu suatu perasaan yang dimiliki oleh setiap mahluk hidup seperti hewan terutama pada manusia. Namun perasaan kasih tidak hanya dimiliki oleh makhluk yang ada di dunia ini saja namun adapula yang lain, seperti kasihnya Allah SWT yang Maha Pengasih. Dan rasa kasih ini akan ada jika memiliki rasa menyayangi dan rasa memiliki. Kasih merupakan suatu hubungan dengan keterkaitan antara sesuatu. Suatu kasih juga merupakan suatu perasaan dimana memiliki perbedaan dengan cinta, karen kasih memiliki sifat yan lebih peduli terhadap sesuatu insan tanpa mengaharapkan suatu imbalan atas apa yang dilakukan yang dikasihinya. Kasih juga timbul dengan sendirinya, dimana tidak memandang waktu, usia dengan memiliki perasaan yang menyayangi dan juga meiliki.
       Jadi arti kasih sayang adalah suatu rasa yang timbul di dalam hati dimana memiliki ketulusan untuk mencintai, menyayangi, dengan memberikan kebahagiaan yang dicintainya. Kasih sayang dapat diungkapkan kepada siapa saja seperti Tuhan, Orang tua, keluarga, saudara, sahabat, teman, juga mahluk hidup yang ada di dunia ini. Kasih sayang merupakan perasaan yang timbul secara alamiah yang tidak dapat dibuat-buat maupun direkayasa, kasih sayang yang memiliki sesuatu perasaan yang tulus tanpa meminta imbalan apapun. Dan setiap mahluk merasakan yang dinamakan kasih sayang.

2.  Cinta Menurut Agama



      Cinta merupakan hal yang pasti ditemui dalam hidup ini, cinta yang dapat menimbulkan kebahagiaan namun dapat berubah jika cinta sudah digantikan perasaan amarah, dendam, maupun benci.Cinta yang berawal dengan perasaan yang netral namun dapat berubah menurut kemanakah arah cinta itu akan dibawa. Jika cinta yang dibawakan menurut hawa nafsu maka yang didapatkan nantinya adalah kehancuran, karena cinta yang didasari bedasarkan hawa nafsu bukanlah cinta yang abadi, dimana yang didasari hanya keinginan semata yang berlapis keegoisan sendiri. Namun cinta yang memiliki sifat yang sejati adalah cinta yang didasari dengan Iman kepad Allah SWT, dengan pengikat cinta yang memiliki sifat Maha memiliki Kasih Sayang, maka cinta pun akan sejati dengan menjadikan ikhlas beribadah. Menurut ibnu Al-Qoyyim, orang-orang berakal sepakat mencela orang yang mencintai sesuatu, yang membuat dirinya celaka karena kecintaanya itu. Cinta adalah sesuatu yang fitrah dimana dianugerahkan dari Allah SWT. kepada mahkluk-Nya.

Hadist Tentang Hakikat Cinta
       Dengan memaknai apa itu arti cinta menurut islam. Maka diambil berdasarkan sumber yang benar juga, yakni Al-Qur'an dan Hadist sahih, makna cinta dalam hadist memiliki beberapa makna, yaitu:
   1. Cinta Kepada Sesama
       Cinta kepada sesama dimana saling terus menghubungkan tali silahturahmi antar sesama manusia khususnya sesama umat islam. Tetapi sering kali manusia terpedaya oleh jeratan dan godaan setan yang menjerumuskan manusia untuk memutuskan tali silahturahmi tersebut. Dan celakanya, banyak manusia yang terpedaya oleh jeratan dan godaan setan itu yang pada akhirnya manusia. Yang bisanya disebabkan oleh banyak hal serpeti karena masalahnya harta, situasi buruk, keegoisan, saling tidak memahami, dan lain sebagainya. Dan terkadang ada yang memutuskan tali silaturahmi hingga bertahun-tahun, dan lebih bahanya bahkan sampai mengucapkan sumpah. Inilah salah satu yang menyebabkan melemahkan masyarakat islam. Karena itu, hukum syariat dalam masalah ini sangat tegas dengan ancaman yang sangat keras.
Abu Hurairah Radhiallahu’anhu berkata, Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak halal seorang muslim memutuskan hubungan dengan saudaranya (sesama muslim) lebih dari tiga hari, barang siapa memutuskan lebih dari tiga hari dan meninggal maka ia masuk neraka”  (HR: Abu Dawud, 5/215, Shahihul Jami’: 7635)
Abu khirasy Al Aslami Radhiallahu’anhu berkata, Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Barangsiapa memutus hubungan dengan saudaranya selama setahun maka ia seperti mengalirkan darahnya (membunuhnya) “ (HR: Al Bukhari Dalam Adbul Mufrad no : 406, dalam Shahihul Jami’: 6557).  
Dalam hadits riwayat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “semua amal manusia diperlihatkan (kepada Allah) pada setiap Jum’at (setiap pekan) dua kali; hari senin dan hari kamis. Maka setiap hamba yang beriman diampuni (dosanya) kecuali hamba yang di antara dirinya dengan saudaranya ada permusuhan. Difirmankan kepada malaikat :” tinggalkanlah atau tangguhkanlah (pengampunan untuk) dua orang ini sehingga keduanya kembali berdamai” (HR: Muslim: 4/1988).
Abu Ayyub Radhiallahu’anhu meriwayatkan, Rasululloh Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak halal bagi seorang laki-laki memutuskan hubungan saudaranya lebih dari tiga malam. Saling berpapasan tapi yang ini memalingkan muka dan yang itu (juga) membuang muka. Yang terbaik di antara keduanya yaitu yang memulai salam” (HR: Bukhari, Fathul Bari: 10/492).
Tetapi jika ada alasan untuk membenarkan, seperti memutuskan hubungan agar orang yang bersalah menjadi berasa bersalah, mengembalikannya lagi kejalan yang benar, menyadarkannya, dan yang lainnya untuk pembenaran. Tetapi jika hal itu dilakukan namun malah menimbulkan pemutusan hubungan yang terlalu berlarut, semakin berpaling, membangkang, menjauh, hingga yang parahnya saling membenci dan mendendam. Maka tidak baik jika terus dilanjutkan karena malah menimbulkan dosa. Dengan keadaan seperti tersebut alangkah baiknya dengan menghadapinya dengan sikap yang benar, dengan berbuat baik juga menasehati dan megingatkannya.
   2. Cinta Kepada  Lawan Jenis
        Cinta kepada lawan jenis, islam telah mengaturnya dengan jalan yang suci, yaitu menikah. Dimana pernikahan yang benar adalah tidak dilalui dengan pacaran atau hal lainnya yang menghubungkan antara lelaki dan perempuan tanpa ikatan suami istri, tetapi awal yang benar sebelum menikah adalah dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat islam. Dan cinta dalam islam dengan pernikahan karena dengan pernikahan maka cinta pun dijalani dengan keseriusan dan kepastian, bukan cinta yang penuh bualan belaka. Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani). Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ibnul Qayyim berkata, ”Hubungan intim tanpa pernikahan adalah haram dan merusak cinta, malah cinta di antara keduanya akan berakhir dengan sikap saling membenci dan bermusuhan, karena bila keduanya telah merasakan kelezatan dan cita rasa cinta, tidak bisa tidak akan timbul keinginan lain yang belum diperolehnya.”. Dan cinta sejati dan cinta yang sesungguhnya adalah sebuah cinta yang timbul karena dilandasi oleh cinta kepada-Nya.
   3. Cinta Kepada Allah dan Rasul
        Cinta kepada Allah dan Rasul merupakan sebuah sunnah Rasulla saw. dimana setiap apa yang sunnah beliau sampaikan harus dilaksanakan dengan mempelajari juga mengamalkannya dengan baik. Mencintai baginda Rasullah saw. disini bukan dengan cara bid'ah, mengatas namakan cinta atas kepada Rasullah, memuji juga mensifati beliau secara berlebihan sehingga cinta kepada beliau melebihi cinta kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadits shahih, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memuji diriku secara berlebihan dan melampaui batas, sebagaimana orang-orang nasrani melampaui batas dalam memuji (Nabi Isa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah: hamba Allah dan Rasul-Nya.“. Dan inilah hadits yang memaknai maksud cinta kepada Rasulla sa. dengan cara yang benar. Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu berkata, “Tidak ada seorangpun yang paling dicintai oleh para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, akan tetapi jika mereka melihat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak berdiri (untuk menghormati beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam), karena mereka mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci perbuatan tersebut. Hadits lainnya yang mengungkapkan keutamaan cinta kepada Allah dan Rasu-Nya, adalah:
Rasulullah SAW bersabda, ”tiga golongan yan akan merasakan manisnya iman yaitu: golongan yang mencintai Allah dan Rasul-Nya lebih dari apapun, golongan yang tidak mencintai orang lain melainkan hanya karena Allah, dan golongan yang tidak kembali kepada kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan ke dalam api neraka.” (HR. Al Bukhari dan Muslim, At-Tirmidzi, serta An-Nasa’i, dari Anas).
Nabi  Muhammad saw. pernah menjelaskan, bahwa ada tiga hal yang apabila diamalkan, maka orang tersebut akan merasakan manisnya iman. Manis disini memaknakan akan merasakan nikmatnya iman, senang dan suka terhadap iman. Jika seseorang telah merasakan manisnya iman, maka ia tidak akan rela apabila sesuatu tersebut lepas dan hilang dari dirinya. Dan ketika sudah mendapatkan kenikmatan iman tersebut dan mempertahankannya hingga akhir hayat, maka janji surga sudah kita miliki.


3. Kasih Sayang



        Kasih sayang merupakan sebuah konotatif dan bukan denotatif. Dan sebuah kasih sayang akan ada dan berkembang tanpa adanya suatu kehendak dari pihak yang memberikannya. Ketika kita untuk mencoba memberikan kasih sayang kepada orang lain, alangkah baiknya jika kita memberikan kasih sayang kepada diri kita sendiri, dengan pencerminan akhlak yang baik juga moral yang baik. Sebuah kasih sayang yang benar-benar tulus, makan akan ada rasa tanggung jawab, adanya pengorbanan, kejujuran, saling mempercayai, saling mengerti satu sama lain. Kasih sayang merupakan suatu sikap dimana adanya saling menghormati dan mengasihi dengan semua ciptaan Allah SWT. baik itu dengan benda hidup maupun benda mati. Kasih sayang yang berlandaskan dengan hati nurani yang luhur akan menimbulkan rasa kasih sayang yang luhur pula.
        Kasih sayang merupakan sebuah perasaan sayang, cinta maupun suka. Kasih sayang dapat diberikan kepada siapa saja, yaitu kasih sayang kepada Allah SWT, kepada rasul & nabi, kepada orang tua, keluarga, saudara, sahabat, dan masih banyak lagi. Dengan terciptanya kasih sayang, maka akan menimbulkan suatu ikatan yang kuat tanpa memandang suku, ras, golongan, kedudukan sosial, jenis kelamis, dan sebagainya.

4. Kemesraan



       Kemesraan yang berasal dari kata mesra, dimana kata mesra berrti perasaan simpati yang akrab. Kemesraan pada dasarnya didasari oleh perasaan kasih sayang yang mendalam. Sebuah kemesraan adalah sebuh kedalaman sanubarinya seorang pecinta yang merasa dirinya bersatu tanpa syarat dengan suatu objek cintanya. Persatuan disini dimaksudkan dengan sifat kebersamaan yang mendasar dengan melibatkan seluruh eksistensinya. Kemesraan merupakan sebuah pewurjudan sebuah cinta. Cinta yang berlanjut akan menimbulkan suatu pengertian mesra atau kemesraan. Dimana kemesraan dapat ditimbulkan dari daya kreativitas manusia.

5. Pemujaan dengan Belas Kasihan


 
       Pemujaan yang berasal dari kata puja, dimana puja memiliki arti memberikan penghormatan yang ditujukan kepada Tuhan YME, maupun ditunjukkan kepada orang yang dicintai. Pemujaan terhadap Tuhan YME adalah yang utama dibandingka apapun dan merupakan salah satu perwujudan rasa cinta manusia kepada Tuhannya. Dalam pemujaan kepada Tuhan ini adanya perbedaan di tiap agama, kepercayaan, kondisi dan situasi.
       Belas kasih adalah suatu kebajikan satu dimana kapasitas empati juga simpati untuk penderitaan terhadap yang lainnya dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dengan landasan keterkaitan sosial sosial yng lebih besar juga humanisme-dasar ke tertinggi prinsip-prinsip dalam filsafat, masyarakat dan juga kepribadian. Ada berbagai cara untuk menunjukkan belas kasih, yaitu tergantung dengan kondisi dan situasinya, dimana ketika memberikan uang dan barang kepada orang-orang yang membutuhkan, memberikan pertolongan dengan orang yang membutuhkan, dan masi banyak lagi selama dilakukan dengan tulus dan berniat untuk kebajikan.

6. Cinta Kasih Erotis


 
       Cinta erotis merupakan kehausan terhadap penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Seperti halnya keinginan untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, dimana biasanya untuk menghilangkan rasa sepi, juga memenangkan rasa naluri seksual, karena cinta kasih dapat merangsang keinginin suatu bersatu secara seksual. Namun apabila jika penyatuan fisis tadi tidak berlandaskan dengan cinta kasih yan tulus dan benar, maka hanya akan menimbulkan suatu penyatuan yang sifatnya pesta pora dan bersifat sementara saja. Dan cinta erotis jika sudah menjadi cinta sejati dan memiliki suatu pendirian yaitu seseorang yang dengan serius dan sungguh-sungguh mencintai, menyayangi, dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya tanpa memandang apapu itu. Dan cinta kasih erotis ini terjadi jika antara lelaki dengan wanita yang ingin menyatukan untuk mengisi kekosongan yang ada di hidupnya, juga sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Referensi :
Kamus Besar Bahasa Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Cinta
http://abdulgani84.wordpress.com/2011/04/29/kasih/
http://desispectryani.blogspot.com/2012/04/arti-kasih-sayang-dalam-hidup.html
http://penjajailmu.blogspot.com/2013/02/hakikat-cinta-menurut-islam.html
http://laras-dewantari.blogspot.com/2012/03/penjelasan-pengertian-kasih-sayang.html
http://www.pustakasekolah.com/pengertian-kemesraan.html

0 komentar:

Posting Komentar