Selasa, 15 November 2016

SDM DAN ORGANISASI



1.     PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu tujuan tertentu sangat dibutuhkan kerja sama. Memiliki program kegiatan yang jelas, koordinasi yang baik dan pengelompokkan dalam tugas guna mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan suatu organisasi yang terstruktur dengan baik agar dapat berjalan dengan semestinya.
Dan dalam suatu organisasi sendiri mempunyai sekelompok sumber daya manusia (SDM) yang memiliki tugasnya masing-masing yang saling berkoordinasi. SDM ini sendiri merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam organisasi. Seperti pengertian sumber daya manusia berdasarkan pendapat dari salah satu para ahli, yaitu M.T.E. Hariandja (2002) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
Sumber daya manusia yang berada dalam organisasi tidak hanya semata-mata memberikan sesuatu kepada perusahaan. Namun perusahaan tersebut juga memberikan imbalan kepada karyawannya guna menciptakan keseimbangan atau fairnesses. Suatu perusahaan harus memiliki sistem gaji karena mengacu pada “obyektivitas” beban kerja (work load) bagi karyawannya.

Untuk itu baik manfaatnya mengetahui bagaimana bentuk struktur organisasi serta sistem penggajian agar suatu organisasi bisa berjalan dengan baik.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah :
1.  Apakah yang dimaksud dengan organisasi dan sumber daya manusia (SDM)?
2.  Apa saja bentuk-bentuk struktur organisasi dan bagaimana pendeskripsiannya?
3.  Apakah itu sistem penggajian?

1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.    Mengetahui apa yang dimaksud dengan organisasi dan sumber daya manusia (SDM).
2.    Mengetahui bagaimana bentuk-bentuk dari struktur organisasi dan bagaimana pendeskripsiannya.
3.    Mengetahui apa itu sistem penggajian.

2.  PEMBAHASAN
2.1.  Organisasi dan SDM
2.1.1.  Pengertian Organisasi
Secara etimologis organisasi dalam bahasa Latin adalah organum dan dalam bahasa Yunani adalah organon yang berarti alat, anggota, bagian atau badan. Seperti menurut salah satu pendapat ahli yaitu M. Dahlan Al Barry dalam Kamus Modern Bahasa Indonesia organisasi adalah penyusunan serta pengaturan berbagai bagian sehingga dapat menjadi sebuah kesatuan, susunan, serta aturan dari bagian-bagian hingga menjadi kesatuan yang teratur serta juga gabungan kerja sama (dalam meraih tujuan tertentu).

2.1.2.  Syarat Membentuk Organisasi
Dalam membentuk suatu organisasi tidak hanya dibentuk dari sekumpulan sumber daya manusia. Namun juga memiliki beberapa persyaratan untuk membentuk organisasi yang baik. Persyaratan tersebut seperti:
·         Memiliki visi dan misi.
·         Adanya tujuan yang jelas.
·         Terdapat struktur organisasi yang terarah.
·         Adanya pembagian kerja yang jelas bagi masing-masing anggota.
·         Waktu serta subjek dalam partisipasi hendaknya relevan.
·         Mempunyai kemampuan dalam berpartisipasi serta untuk melakukan komunikasi timbal balik.
·         Dapat melaksanakan peran yang sesuai dengan suatu persyaratan yang sebelumnya sudah ditentukan.
·         Terdapat kegiatan yang didasari kepada kebebasan dalam kelompok.


2.1.3.  Tujuan Organisasi
Tujuan organisasi menurut salah satu pakar ahli yaitu Simon bahwa tugas organisasi guna mewujudkan sasaran organisasi tersebut berada pada masing-masing orang yang ada pada tingkat paling bawah di struktur organisasi. Dan bagi seseorang pada struktur organisasi berada di paling bawah sama pentingnya dengan yang lain, dengan kata lain tidak boleh diabaikan karena seseorang tersebut juga merupakan salah satu anggota yang menentukan keberlangsungan hidup serta untuk tercapainya suatu tujuan organisasi.

2.1.4.  Ciri-ciri Organisasi
Diambil dari pengertian organisasi diatas, organisasi memiliki ciri-ciri seperti berikut :
a)    Kumpulan manusia : Organisasi terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki suatu tujuan tertentu yang sama.
b)   Tujuan bersama : Didalam organisasi walaupun memiliki beberapa anggota dengan tugas yang berbeda akan tetapi tugas-tugas tersebut merupakan dari tujuan mereka.
c)    Kerjasama : Dengan memiliki suatu tujuan bersama dan memiliki tugas-tugas yang berbeda maka sangat diperlukan yang dinamakan kerja sama.
d)   Berbagai aturan : Memiliki berbagai aturan karena dalam organisasi memiliki orang-orang yang mempunyai tugas-tugas yang berbeda sehingga aturan pun disesuaikan sehingga tidak ada yang merasa tercedarai dari aturan-aturan tersebut.
e)    Pembagian tugas : Untuk mempermudah suatu pencapaian maka diperlukan pembagaian tugas yang sesuai dengan kapasitas serta kemampuan anggota.

2.1.5.  Manfaat Organisasi
Organisasi memiliki banyak manfaat, dimana organisasi sendiri merupakan suatu masyarakat namun dalam ruang lingkup kecil. Selalu ada masalah yang harus diselesaikan bersama, namun dengan adanya organisasi dengan sikap yang saling menjaga, bertanggung jawab dengan keutuhan para anggota, melalui perjuangan panjang, serta menyelesaikan masalah dan memberikan masukan kepada masyarakat dalam cakupan yang luas, maka akan memudahkan dalam mencapai tujuan dan memudahkan dalam memcahkan masalah.
Selain itu manfaat dari organisasi bisa melatih mental untuk berbicara depan publik, melatih leadership, memperluas pergaulan, ajang pembelajaran kerja yang sesungguhnya, membentuk karakteristik seseorang, meningkatkan wawasan dan pengetahuan, kuat dalam mengalami tekanan, dan mampu mengatur waktu dengan baik.

2.1.6.  Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya sendiri tidak hanya yang bersifat fisik, namun ada juga bersifat non-fisik. Dan sumber daya manusia (SDM) adalah potensi yang terkandung didalam manusia untuk mewujudkan perannya sebagai mahluk sosial yang adaptif dan tranformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang tekandung.
Pengertian sumber daya manusia menurut salah satu ahli yaitu Sonny Sumarsono (2003) sumber daya manusia atau human resource mengandung dua pengertian. Pengertian pertama adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dimana pada pengertian ini SDM mencerminkan kualitas kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Dan pengertian yang kedua adalah SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu disini yang berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu yang menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat.

2.1.7.  Fungsi Sumber Daya Manusia
Fungsi sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan produktivitas (achievement performance) dalam menunjang perusahaan lebih kompetitif. Dalam hal ini, pengukuran produktivitas dibatasi pada peran sumber daya manusia, yang secara bisnis disebut (work space). Dengan tujuan fungsi SDM bagaimana terjadinya profduktivitas bagi setiap individu untuk perusahaan, agar nilai produktivitas memberikan dampak langsung bagi peningkatan profit perusahaan.

2.2.      Bentuk Struktur Organisasi

2.2.1.  Fungsional
Organisasi yang wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang mempunyai keahlian khusus. Struktur ini diciptakan oleh F.W.Taylor. Dimana orang-orang dikelompokkan kedalam departemen-departemen menurut kesamaan keterampilan dan aktivitas kerja.
Gambar 2.1 Rancangan Struktur Fungsional

·            Keunggulan fungsional :
¨      Penggunaan sumber daya yang efisien, skala ekonomis.
¨      Memiliki spesialis keterampilan yang mendalam dan pengembangan.
¨      Kemajuan karier dalam departemen fungsional.
¨      Mempunyai koordinasi yang sangat baik dalam fungsi-fungsi.
¨      Memiliki kualitas yang baik dalam pemecahan masalah teknikal.


·            Kelemahan fungsional :
¨      Komunikasi lintas dalam departemen fungsional yang buruk.
¨      Ketinggalan inovasi karena tanggapan yang lambat dalam perubahan lingkungan.
¨      Adanya penundaan karena keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak.
¨      Ketika masalah muncul, sulit untuk menunjuk tanggung jawab secara tepat.
¨      Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan.
¨      Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan.

2.2.2.  Divisional
Departemen yang dikumpulkan secara divisi mandiri yang terpisah berdasarkan kesamaan produk, program, atau daerah geografis. Dasar depertementalisasi berdasarkan perbedaan keterampilan bukan kesamaan keterampilan.

 Gambar 2.2 Rancangan Struktur Divisional

·         Keunggulan divisional :
¨      Cepat tanggap karena fleksibelitas terhadap lingkungan yang tidak stabil.
¨      Memperhatikan kebutuhan konsumen.
¨      Memiliki koordinasi yang sangat baik dalam lintas departemen fungsionalitas.
¨      Pada pembebanan produk memiliki pembebanan tanggung jawab yang jelas.
¨      Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional.
¨      Pengembangan keterampilan manajemen umum.
·         Kelemahan divisional :
¨      Duplikasi sumberdaya lintas divisi.
¨      Kurang pendalaman dalam teknis dan spesialisasi divisi-divisi.
¨      Pada lintas divisi memiliki koordinasi yang buruk.
¨      Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak.
¨      Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan.

2.2.3.  Matriks
Ranati komando divisional dan fungsional diimplementasikan secara simulatan dan membebani satu sama lainnya dalam departemen yang sama. Terdapat dua rantai komando, dan beberapa karyawan memberikan laporan pada dua bos.

Gambar 2.3 Rancangan Struktur Matriks

·         Keunggulan matriks :
¨      Memiliki penggunaan sumber daya yang lebih efisien dibandingkan hirarki tunggal.
¨      memiliki fleksibelitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah.
¨      Kerja sama interdisiplin karena ketersediaan ahli untuk seluruh divisi.
¨      Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis.
¨      Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan.

·         Kelemahan matriks :
¨      Pada rantai komando ganda dapat menimbulkan kebingungan.
¨      Antara dua sisi matriks yang dapat menimbulkan konflik tinggi.
¨      Lebih banyak diskusi dibandingkan tindakan.
¨      Membutuhkan pelatihan hubungan manusia.
¨      Dominasi keunggulan dari salah satu sisi matriks.
2.2.4.  Tim
Bentuk organisasi yang memiliki serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan untuk mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
Gambar 2.4 Rancangan Struktur Tim



·         Keunggulan tim :
¨      Memiliki keunggulan pada struktur fungsional.
¨      Mengurangi hambatan antar departemen sehingga meningkatkan kesepakatan atau persetujuan dengan damai.
¨      Mengurangi waktu dalam merespon sehingga lebih cepat mengambil keputusan.
¨      Moril yang baik karena antusiasme dari keterlibatan para karyawan.
¨      Mengurangi biaya overhead administrasi rutin.

·         Kelemahan tim :
¨      Loyalitas ganda dan konflik.
¨      Waktu dan sumberdaya lebih banyak digunakan untuk pertemuan.
¨      Desentralisasi yang tidak terencana.

2.2.5.  Jaringan
Bentuk organisasi ini dengan menjadi suatu pusat yang kecil, yang terhubung secara elektronis dengan organisasi lainnya yang melakukkan fungsi-fungsi sangat penting. Organisasi ini memiliki departemen yang sifatnya independen dan melayani kontak dengan sentral untuk mendapatkan keuntungan.
Gambar 2.5 Rancangan Struktur Jaringan

·         Keunggulan jaringan :
¨      Memiliki daya saing secara global.
¨      Mengurangi biaya administratif.
¨      Memiliki fleksibilitas tenaga kerja.
·         Kelemahan jaringan :
¨      Tidak adanya pengendalian langsung.
¨      Dapat kehilangan bagian organisasi.
¨      Lemahnya loyalitas terhadap karyawan.

2.3.      Sistem Penggajian

2.3.1.  Sistem Penggajian
Sistem penggajian adalah sekumpulan prosedur yang dikembangkan untuk memungkinkan perusahaan menarik, menahan, dan memotivasi karyawan yang diperlukan, serta mengendalikan biaya pembayaran gaji. Bagi perusahaan, sistem gaji tidak hanya untuk memenuhi peraturan pemerintah yang kaitannya dengan Upah Minimum Regional (UMR), tetapi juga untuk menciptakan keseimbangan/fairnesses antara apa yang diberikan karyawan kepada perusahaan diimbangi dengan apa yang diberikan perusahaan untuk karyawannya.
Terlihat sederhana namun sangatlah sulit ketika dijalankan, terlebih lagi jika perusahaan yang belum memiliki sistem gaji yang mengacu pada obyektivitas beban kerja (work load) bagi para karyawan. Akan sangat membantu dalam penyelanggaran pemeliharaan SDM jika perusahaan memiliki sistem gaji dengan pendekatan metode tertentu yang bersifat kuantitatif.
Namun pada kenyataannya masalah tetap saja timbul walau sudah memiliki metode kuantitaf. Hal ini bisa terjadi karena metode tersebut tidak sesuai dengan katakteristik lingkungan perusahaan yang ada di Indonesia dimana faktor-faktor yang berkaitan dengan masa kerja dan pengakuan terhadap pengalaman kurang dipertimbangkan. Aspek dari perlindungan dan kesejahteraan seperti pemberian asuransi, program pensiun yang umumnya diberikan oleh perusahaan memiliki kaidah-kaidah yang telah diatur oleh Perundangan Ketenaga kerjaan tetapi tidak selaras dengan sistem gaji yang dipakai oleh perusahaan.
Untuk itu sangat bermanfaat bila perusahaan menerapkan sistem gaji yang komprehensif, baik dati sisi aturan pemerintah maupun dalam menciptakan kepastian dan kewajaran/fairnesses. Sistem gaji dengan pendekatan “kuantitatif” pada umumnya akan mudah diterima dan dipahami bagi setiap pekerjaan memiliki nilai/skor sebagai hasil pembobotan.

2.3.2.  Manfaat Sistem Penggajian
Manfaat penggajian secara umum merupakan gabungan antara tujuan manajemen
perusahaan dan harapan para karyawan seperti antara lain :
·         Sebagai daya tarik bagi tenaga kerja yang diperlukan perusahaan.
·         Memelihara keberadaan karyawan.
·         Merupakan imbalan/kompensasi yang setimpal atas prestasi yang diberikan karyawan.
·         Tidak bertentangan dengan peraturan Pemerintah.
·         Tidak melebihi kemampuan keuangan perusahaan, namun cukup atraktif bagi perusahaan sejenis.
Selain manfaat secara umum ada pula manfaat khusus sistem penggajian dimana yang mendasarkan diri pada “beban kerja” (work load) dan dilakukan pembobotan secara kuantitatif, yang akan memperoleh menfaatnya antara lain :
·         Terukur bagi setiap pekerjaan, karena masing-masing memiliki nilai/skor yang ditentukan dan disepakati bersama-sama.
·         Mudah dalam penyesuaian keadaan/perkembangan ekonomi terutama saat terjadinya inflasi tahunan.
·         Adil / Fair, karena sebanding dengan karya individu yang disumbangkan untuk tempat kerjanya.


2.3.3.  Metode Pendekatan Sistem Penggajian
  Prinsip dalam penilaian jabatan dilakukan dengan perbandingan suatu tugas/jabatan dengan jabatan lainnya. Karena dari perbandingan tersebut diperoleh nilai masing-masing jabatan dan dijadikan nilai relatif.
  Seperti dengan tujuannya, hasil dari penilaian jabatan akan digunakan untuk menyusun sistem gaji, sehingga kepentingan tersebut perlu diketahui karakteristik pekerjaan yang dapat dikompensasika. Karakteristik-karakteristik tersebut biasa disebut dengan “faktor-faktor jabatan” (job factors). Jadi obyek jabatan yang dijadikan perbandingan suatu penilaian jabatan adalah faktor-faktor jabatan. Biasa obyek jabatan yang diperbandingkan diperinci kedalam faktor. Semakin banyak jumlah faktor, maka akan semakin memberikan hasil yang lebih teliti.
  Pada umunya masing-masing faktor memiliki nilai kepentingan yang berbeda-beda yang diberikan bobot sesuai dengan nilai kontribusi suatu perusahaan. Bobot-bobot faktor tersebut pada umumnya disesuaikan dengan manfaat yang diperoleh perusahaan yang bersangkutan, khususnya dalam mencapai tujuan perusahaan.
  Karena penilaian jabatan yang bersifat perbandingan, maka –faktor-faktor yang digunakan harus memiliki ciri utama secara keseluruhan tugas/jabatan yang digunakan sebagai pendoman. Dan untuk mempertajam aspek faktor-faktor tersebut maka faktor bisa diurai menjadi sub-faktor yang lebih rinci. Yang pada akhirnya setiap tugas/jabatan akan memiliki nilai dimana dilakukan dengan melibatkan individu/jabatan kunci dari dalam perusahaan yang mengetahui cakupan tugas dari masing-masing pekerjaan/jabatan yang tertera pada struktur organisasi perusahaan.
  Nilai hasil akhir dari pembobotan suatu tugas/jabatan/pekerjaan disebut dengan “Imbalan Kerja” yang diperoleh dari mengalikan skor yang didapatkan sebagai hasil pembobotan dikalikan dengan “konstanta rupiah tertentu”. Sedangkan gaji/imbalan/kompensasi yang diterima karyawan adalah hasil penjumlahan Gaji Pokok yang ditambah dengan Imbalan Kerja.
           
2.3.4.  Ruang Lingkup Pelaksanaan Sistem Penggajian
Ruang lingkup dalam penyusunan sistem gaji mencakup :
1.    Penelitian Pendahuluan (Preliminary Survey):
a.    Penelaahan struktur organisasi yang berlaku saat ini.
b.    Evaluasi pekerjaan/jabatan (diasumsikan Job Description/uraian jabatan dan spesifikasi jabatan telah dimiliki).
c.    Penelahaan berbagai jenis tugas/pekerjaan/jabatan di lapangan.
2.    Pembuatan Desain Sistem Penggajian:
a.    Penentuan faktor-faktor dan sub-faktor tugas/jabatan/pekerjaan.
b.    Penyusunan skala faktor jabatan.
c.    Penyusunan skala gaji pokok.
3.    Pembobotan faktor dan sub-faktor bersama-sama dengan key person (Counter-part).
4.    Pembuatan skala gaji pokok dengan dasar pengalman / masa kerja dan latar belakang keahlian.
5.    Penghitungan final sistem gaji / imbalan / kompensasi.
6.    Pembuatan laporan akhir.
7.    Sosialisasi (memperkenalkan) sistem gaji / imbalan / kompensasi kepada karyawan bersama-sama key eprson masing-masing unit kerja.

2.3.5.    Blok Diagram Sistem Gaji
Gambar 2.6 Sistem Penggajian
Keterangan :
Gaji = Gaji Pokok + Imbalan Kerja
Gaji Pokok = Sakla Gaji (sesuai dengan pengalaman / masa kerja dan latar belakang keahlian)
Imbalan Kerja = Skor Nilai Tugas (Jabatan) x Konstanta Rupiah

3.     PENUTUP
3.1. Komentar
Untuk mencapai sutu tujuan tertentu sangat diperlukan kerja sama. Terlebih lagi untuk mencapai tujuan yang besar. Karena semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka harus semakin besar pula kerja sama yang ada. Dan membentuk suatu jalinan kerja sama harus pula memiliki visi dan misi yang sama , struktur yang terarah, tujuan yang jelas, dan pembagian tugas yang adil dan selaras.
Membuat organisasi yang baik, maka didalamnya juga harus memiliki sumber daya manusia yang baik dan berpotensi dalam menjalankan tugas dalam pencapaian tujuan. Dimana sumber daya tersebut mampu melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa yang memenuhi kebutuhan maupun masyarakat.
Dan jika sudah memiliki sumber daya manusia yang dapat memenuhi kebutuhan, maka harus diimbangi dengan sistem penggajian yang bagus. Sistem penggajian yang tidak hanya melihat pada peraturan dasi sisi peraturan pemerintah  yaitu UMR, namun juga harus memperhatikan metode sistem penggajian yang digunakan karena harus melihat aspek-aspek lain seperti pemberian asuransi, program pensiun, dan lain sebagainya.





Daftar Pustaka
http://www.kajianpustaka.com/2012/10/sistem-penggajian-dan-pengupahan.html




0 komentar:

Posting Komentar