Memiliki sifat mengakui kesalahan sendiri menurut saya,
berarti jujur pada diri sendiri. Dengan jujur pada diri sendiri bahwa diri ini
salah dan mengakui apa yang telah dilakukan tidak benar. Mengebelakangkan
kegengsian dan keegoisan diri.
Mengakui kesalahan diri sendiri juga tidak lepas dari tanggung
jawab. Karena ketika melakukan kesalahan pasti ada akibat setelahnya, entah itu
akibat yang kecil atau berakibat yang besar.
Memang susah untuk bisa mengakui bahwa diri sendiri salah,
terlebih lagi jika keegoisan, kegengsian, dan permainan harga diri yang lebih
menjuarai. Sudah pasti hal tersebut sangatlah salah, karena dapat berdampak
buruk terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Walau susah bukan berarti tidak
bisa. Bisa dengan cara mengikisnya sehingga sesuatu yang negatif dalam diri
sendiri makin menipis dan menipis kemudian dapat mengendalikan diri dari yang
negatif menjadi lebih positif.
Mengakui kesalahan diri sendiri juga harus dilakukan dengan
lemah lembut pada diri sendiri. Dengan senyuman, tawa, hingga tangisan.
Pengakuan yang benar-benar tulus dilakukan karena kesadaran dan penyesalan itu
sangat berarti dibandingkan mengakui kesalahan hanya sekedar simbolis.
Maksudnya mengakui kesalahan secara simbolis adalah hanya melalui kalimat yang
dikeluarkan, namun bukan dari hati maupun perbuatan.
Pengakuan kesalahan pada diri sendiri secara lemah lembut menurut
saya bukan berarti tidak boleh meluapkan emosi seperti amarah, kekecewaan, atau
sebagainya. Karena setiap orang memiliki reaksi berbeda-beda setiap mengalami
pengakuan kesalahan pada diri sendiri terlebih lagi jika kesalahan yang
dilakukan besar. Selama apa yang diluapkan itu tidak memberikan dampak positif
kepada yang lain dan membuat diri lebih tenang setelah meluapkan emosinya
sehingga bisa intropeksi dan merubah diri menurut saya itu tidak apa-apa.
Karena setiap orang memiliki reaksi yang berbeda disetiap kejadian.
Sifat pengakuan kesalahan pada diri sendiri telah diajarkan
sejak kecil, namun tidak jarang ketika mulai beranjak dewasa, karena pengaruh
berbagai macam hal dari kejadian ataupun lingkungan mulai mengubah sifat para
remaja yang sedang tumbuh. Itu mengapa tidak jarang melihat para remaja yang
keras kepala dan enggan untuk mengakui kesalahan atau bahkan kabur karna
menurut mereka itu bisa menjatuhkan harga diri mereka. Hal tersebut juga pernah
saya alami sewaktu beranjak dewasa, dimana saya memiliki sifat yang keras dan
gengsi mengakui kesalahan.
Namun dengan banyak melihat dan belajar dari setiap kejadian
dari lingkungan, saya mulai memporsir sifat negatif tersebut. Walau awal agak
susah karena rasa kegengsian yang masih ada dalam diri, namun bisa terus
dilatih. Melatih diri terus dengan melihat dampak apa yang terjadi dan
dirasakan jika tidak mengakui kesalahan dan tidak jujur pada diri sendiri.
Dampak yang terjadi salah satunya seperti bisa menyakiti perasaan orang lain,
membohongi diri sendiri sehingga bisa menyakiti diri sendiri juga, dan jika
kesalahan tersebut terus berlanjut bisa berdampak buruk kedepannya. Memiliki sifat mengakui kesalahan sendiri menurut saya,
berarti jujur pada diri sendiri. Dengan jujur pada diri sendiri bahwa diri ini
salah dan mengakui apa yang telah dilakukan tidak benar. Mengebelakangkan
kegengsian dan keegoisan diri.
Mengakui kesalahan diri sendiri juga tidak lepas dari tanggung
jawab. Karena ketika melakukan kesalahan pasti ada akibat setelahnya, entah itu
akibat yang kecil atau berakibat yang besar.
Memang susah untuk bisa mengakui bahwa diri sendiri salah,
terlebih lagi jika keegoisan, kegengsian, dan permainan harga diri yang lebih
menjuarai. Sudah pasti hal tersebut sangatlah salah, karena dapat berdampak
buruk terhadap diri sendiri maupun lingkungan. Walau susah bukan berarti tidak
bisa. Bisa dengan cara mengikisnya sehingga sesuatu yang negatif dalam diri
sendiri makin menipis dan menipis kemudian dapat mengendalikan diri dari yang
negatif menjadi lebih positif.
Mengakui kesalahan diri sendiri juga harus dilakukan dengan
lemah lembut pada diri sendiri. Dengan senyuman, tawa, hingga tangisan.
Pengakuan yang benar-benar tulus dilakukan karena kesadaran dan penyesalan itu
sangat berarti dibandingkan mengakui kesalahan hanya sekedar simbolis.
Maksudnya mengakui kesalahan secara simbolis adalah hanya melalui kalimat yang
dikeluarkan, namun bukan dari hati maupun perbuatan.
Pengakuan kesalahan pada diri sendiri secara lemah lembut menurut
saya bukan berarti tidak boleh meluapkan emosi seperti amarah, kekecewaan, atau
sebagainya. Karena setiap orang memiliki reaksi berbeda-beda setiap mengalami
pengakuan kesalahan pada diri sendiri terlebih lagi jika kesalahan yang
dilakukan besar. Selama apa yang diluapkan itu tidak memberikan dampak positif
kepada yang lain dan membuat diri lebih tenang setelah meluapkan emosinya
sehingga bisa intropeksi dan merubah diri menurut saya itu tidak apa-apa.
Karena setiap orang memiliki reaksi yang berbeda disetiap kejadian.
Sifat pengakuan kesalahan pada diri sendiri telah diajarkan
sejak kecil, namun tidak jarang ketika mulai beranjak dewasa, karena pengaruh
berbagai macam hal dari kejadian ataupun lingkungan mulai mengubah sifat para
remaja yang sedang tumbuh. Itu mengapa tidak jarang melihat para remaja yang
keras kepala dan enggan untuk mengakui kesalahan atau bahkan kabur karna
menurut mereka itu bisa menjatuhkan harga diri mereka. Hal tersebut juga pernah
saya alami sewaktu beranjak dewasa, dimana saya memiliki sifat yang keras dan
gengsi mengakui kesalahan.
Namun dengan banyak melihat dan belajar dari setiap kejadian
dari lingkungan, saya mulai memporsir sifat negatif tersebut. Walau awal agak
susah karena rasa kegengsian yang masih ada dalam diri, namun bisa terus
dilatih. Melatih diri terus dengan melihat dampak apa yang terjadi dan
dirasakan jika tidak mengakui kesalahan dan tidak jujur pada diri sendiri.
Dampak yang terjadi salah satunya seperti bisa menyakiti perasaan orang lain,
membohongi diri sendiri sehingga bisa menyakiti diri sendiri juga, dan jika
kesalahan tersebut terus berlanjut bisa berdampak buruk kedepannya.
0 komentar:
Posting Komentar